Asal Usul Ear Candle

Ear Candle bukanlah "barang" baru. Sekitar 4.000 tahun lalu suku Indian, penduduk asli daratan Amerika, memanfaatkan ear candle untuk upacara spiritual. ear candle yang digunakan saat itu terbuat dari kulit jagung yang dilapisi sarang lebah. Sekarang, digunakan kain linen sebagai pengganti kulit jagung. Kualitasnya harus tinggi agar abu bakaran tidak beterbangan. Karena menggunakan sarang lebah, warna ear candle bisa berubah sesuai musim, tergantung pada jenis bunga yang madunya diisap oleh lebah. dari sarang lebah, sekarang ear candle di buat dari kain linen kualitas tinggi, chamomile, dan sage yang bisa membunuh kuman di dalam telinga.

Cara kerja ear Candle, layaknya vacuum cleaner yang menyedot kotoran. Lilin yang dibakar akan menghasilkan panas. Tekanan udara di atas menjadi lebih rendah sehingga asap putih hasil bakaran lilin masuk ke dalam tehinga. Setelah 3/4 lilin terbakar, asap di dalam telinga pun menjadi jenuh. Dengan adanya aliran udara dan tekanan lebih tinggi, asap putih itu akhirnya keluar dari dalam telinga melalui ear Candle sambil membawa partikel-partikel yang ada di dalam telinga. Lebih jelas dapat dibaca di cara penggunaan ear candle.

Ear Candle pada dasarnya adalah sarana untuk membersihkan telinga. Namun, efeknya ternyata bisa mengobati penyakit seperti gangguan pendengaran, kehilangan keseimbangan, tinitus (telinga berdengung). Karenanya, ear Candle bisa juga digunakan untuk menyembuhkan atau mengurangi keluhan beberapa penyakit. Umumnya memang yang berkaitan dengan pendengaran. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat menyembuhkan penyakit yang secara tidak langsung berkaitan dengan pendengaran, misalnya: migren, vertigo,sinusitis, bahkan insomnia. Lebih lanjut mengenai manfaat bisa dibaca di maanfaat ear candle.